Hal Penting yang Harus Mama Ketahui Tentang Infertilitas

Pra-Kehamilan

by Hasfinda Fakhir Mufid, S.Keb., Bd.

20 January 2023

article_3_img_1.jpg

HaiMama!

Infertilitas adalah keadaan di mana pasangan suami istri yang sudah menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan seksual secara teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi apapun, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. Infertilitas terbagi menjadi dua, yaitu infertilitas primer dan sekunder. Infertilitas primer adalah jika pasangan belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya dengan syarat seperti yang telah disebutkan di atas. Sedangkan infertilitas sekunder adalah jika pasangan belum hamil kembali usai persalinan atau keguguran, tanpa menggunakan kontrasepsi apapun dalam kurun waktu satu tahun.

Di Indonesia, ada sekitar 10-15% atau sekitar 4-6 juta pasangan usia subur yang membutuhkan pengobatan infertilitas agar memiliki keturunan. Penyebab infertilitas sendiri bisa datang dari kedua belah pihak, baik istri maupun suami.

Penyebab

1. Abnormalitas sperma

Penyebab infertilitas pada pria ini memberikan kontribusi sekitar 35% terhadap kejadian infertilitas. Abnormalitas sperma bisa meliputi jumlah semen kurang dari 2 ml dalam sekali ejakulasi, jumlah sperma kurang dari 40 juta per ejakulasi, gerakan sperma yang lambat atau berputar-putar, serta bentuknya yang tidak normal. Abnormalitas sperma hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan analisis sperma di laboratorium.

article_3_img_2.jpg
2. Gangguan ovulasi

Gangguan ovulasi merupakan penyebab infertilitas pada wanita yang menyumbangkan angka kejadian terbesar, yaitu sekitar 25%. Saat ovulasi, indung telur akan melepaskan sel telur yang telah matang dan siap untuk dibuahi. Sehingga ketika ovulasi jarang terjadi, maka peluang untuk terjadi kehamilan pun akan menurun. Beberapa faktor penyebab yang dapat mengganggu fungsi ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik dan kista ovarium.

3. Endometriosis

Endometriosis didefinisikan sebagai jaringan endometrium yang berada di luar rahim. Endometriosis menyebabkan peradangan, merusak fungsi ovarium dan tuba, menghambat pelepasan sel telur yang sudah matang, dan tentunya mengurangi potensi terjadinya pembuahan. 15% kasus infertilitas disebabkan oleh endometriosis

4. Penyumbatan tuba

Setelah ovulasi terjadi, sel telur yang matang akan berjalan melalui saluran panjang menuju rahim yang disebut tuba falopi. Saluran ini berperan penting dalam transpor sperma dan embrio ketika telah terjadi pembuahan. Maka, ketika saluran tuba mengalami penyumbatan, kehamilan pun akan sulit terjadi. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh infeksi atau endometriosis.

5. Abnormalitas rahim dan serviks

Kelainan rahim seperti terdapat sekat pada rahim, atau kelainan bawaan lainnya, serta benjolan abnormal di area rahim dan serviks dapat menghambat pertemuan sel telur dan sperma. Bahkan dapat juga menghambat perlekatan hasil pembuahan di dinding rahim. Servisitis juga dapat menyebabkan sperma kesulitan mencapai rongga rahim, sehingga peluang terjadinya pembuahan pun menurun.

article_3_img_3.jpg

Faktor Risiko

1. Usia

Ada hubungan keterbalikan antara usia seorang wanita dengan tingkat kesuburan. Di mana semakin bertambah usia wanita, semakin menurun kesuburannya. 94% perempuan subur di usia 35 tahun atau 77% perempuan subur di usia 38 tahun akan mengalami kehamilan dalam kurun waktu 3 tahun. Ketika menginjak usia 40 tahun, peluang untuk hamil hanya 5% perbulan dengan tingkat kegagalan sebesar 34 – 52%.

2. Alkohol

Pada wanita, tidak terdapat cukup bukti ilmiah adanya hubungan konsumsi alkohol dengan kesuburan. Namun pada pria, alkohol dapat menyebabkan infertilitas karena berkurangnya jumlah sperma dan abnormalitas gerakan sperma.

3. Merokok

Baik pada pria maupun wanita, merokok memberikan kontribusi terhadap kejadian infertilitas. Penurunan fertilitas wanita juga terjadi pada wanita perokok pasif. Pada pria, merokok dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan menurunkan jumlah sperma. Selama pengobatan infertilitas, sebaiknya juga tetap menghindari rokok. Terdapat laporan bahwa merokok dapat mengganggu efektivitas pengobatan.

4. Berat badan

Perempuan dengan IMT lebih dari 29 (obesitas) terbukti mengalami keterlambatan hamil. Sementara pada laki-laki dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma. Pola makan yang tidak sehat, gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia hingga menyebabkan IMT turun drastis juga dapat meningkatkan resiko terjadinya infertilitas.

5. Kanker dan pengobatannya

Kanker pada organ reproduksi, baik pria maupun wanita, termasuk pengobatannya seperti kemoterapi dan radioterapi dapat meningkatkan resiko terjadinya infertilitas.

Kapan harus berobat?

Beberapa tanda dan gejala yang bisa Anda jadikan pertimbangan untuk segera berobat ke tenaga kesehatan, sebagai berikut:

Pada wanita,

  • Siklus menstruasi yang tidak teratur
  • Menderita endometriosis
  • Memiliki riwayat infeksi panggul
  • Memiliki riwayat keguguran berulang
  • Memiliki riwayat pengobatan kanker

Pada pria,

  • Trauma pada testis
  • Memiliki riwayat operasi hernia
  • Memiliki riwayat kemoterapi
  • Disfungsi seksual
  • Memiliki riwayat infertilitas dengan pasangan sebelumnya

Pencegahan

Menerapkan pola hidup sehat, menghindari rokok dan alkohol, mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, olahraga teratur, serta menghindari faktor resiko sangat disarankan bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Jika saat ini IMT Anda lebih dari 29, Anda bisa melakukan diet sehat untuk menurunkannya. Bagi pria, sebaiknya menghindari paparan kimiawi seperti pestisida dan logam. Diketahui bahwa bahan kimiawi tersebut dapat menurunkan kesuburan pria.

Selain beberapa hal di atas, sebaiknya Anda juga memperhatikan frekuensi berhubungan seksual. Berhubungan seksual dengan tujuan untuk segera memiliki keturunan sebaiknya dilakukan 2 – 3 kali seminggu.


Referensi:

  • Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (23 Mei 2022). Diakses pada Januari 2023.
  • Walker MH, Tobler KJ. Female Infertility. [Updated 2022 May 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
  • Leslie SW, Soon-Sutton TL, Khan MAB. Male Infertility. [Updated 2022 Nov 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
  • Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  • Centers for Disease Control and Prevention. (1 Maret 2022). Diakses pada Januari 2023.